
Bangunan
ini terdiri atas 11 gonjong, 72 tonggak, dan 3 lantai. Eksterior dan
interiornya dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan
warna ukirannya mempunyai falsafah sejarah dan budaya Minangkabau.
Sementara di ruang tengah dipamerkan berbagai benda bersejarah seperti
keramik peninggalan kerajaan Pagaruyung dan berbagai benda kerajinan
tangan dari Minang. Uniknya, semua tonggak yang menyangga bangunan ini
dibuat miring yang tentunya agak bertentangan dengan teori arsitektur
yang ada tapi tidak mengurangi kekokohan bangunan itu sendiri. Selain
itu, di bagian halamannya, bangunan istana ini juga dilengkapi dengan
bangunan surau, "rangkiang" (yang berfungsi sebagai tempat penyimpan
hasil panen), serta "tabuah" (untuk memanggil warga).
Istano
Pagaruyung ini sendiri merupakan replika dari bangunan Istano Rajo Alam
Pagaruyung yang dibakar Belanda pada tahun 1804 dan dibangun kembali
pada tahun 1976. Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Pagaruyung
mengalami kebakaran akibat disambar petir dan saat ini masih dalam
proses pembangunan kembali. Istana ini dilatarbelakangi oleh panorama Gunung Bungsu yang merupakan sarana wisata sangat cocok untuk camping dan hiking.
Post a Comment