Paralayang saat fase siang. Pengunjung sedang terjun payung. (Dok.
Falahi Mubarok)
Pesona luar biasa tersaji dalam tiga fase yaitu: pagi, malam, dan
siang yang siap memanjakan mata-jiwa. Tak pelak, virus rindu akan terus
menempel di alam bawah sadar untuk merasakan kembali, pengalaman yang
luar biasa. Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin terjangkit virusnya
jangan coba-coba untuk kesini/melihat foto-fotonya. Namun, jika Anda
penyuka tantangan, fotografer, pencari inspirasi, atau sekadar
menjernihkan pikiran di sinilah tempatnya.
Saya dan Barok, telah terjangkit virus ini. Selalu rindu dengan
sensasi yang dihasilkan ditiap fase. Apalagi teman saya Barok yang
seorang fotografer, sudah beberapa kali ke tempat ini. Serta telah
mencicipi pesona luar biasa yang tak pernah musnah. Tiga fase pun sudah
di dapatkannya dengan hasil foto yang cantik dan membuat semua mata
jatuh hati pada lokasinya. Inilah tempatnya, Gunung Banyak yang terkenal
dengan wahana paralayang. Salah satu destinasi pilihan, yang terletak
di Desa Songgokerto Kota Batu Jawa Timur di ketinggian 1.325 meter dari
permukaan laut.
Januari lalu, kami kesana saat sore hari dengan membawa kamera DSLR
serta buku sebagai perekam kenangan. Bagi saya, berada di tempat terbuka
yang dikelilingi dengan udara segar dan alam yang indah.
Merupakan energi positif untuk mendapatkan inspirasi
hingga berkarya dengan tulisan. Lain halnya dengan Barok sebagai seorang
fotografer. Baginya mengabadikan tiap momen memukau di alam terbuka,
merupakan kesempatan langka yang harus dimaksimalkan ditiap jepretan.
Sebab kejadian itu tidak akan pernah kembali lagi, dengan kondisi dan
situasi yang sama.
Dia memotret keasyikan pengunjung sedang menikmati pemandangan Kota
Batu, terjun payung, makan bersama, hingga turis mancanegara pun tak
lepas dari bidikannya. Sungguh karya yang luar biasa, dia bukan hanya
memotret alam, namun juga menghadirkan jiwanya di setiap jepretan.
Sedangkan saya duduk di tanah, menghirup udara segar dalam-dalam, menghadirkan jiwa, dan sesekali memandang jauh di tiap sisi.
Sisi selatan, saya bisa melihat Gunung Panderman, sisi
utara Gunung Arjuna, dan lurus kegagahan Gunung Semeru, serta pertanian
yang menghijau. Tenang, damai, sejuk, dan menentramkan merasuk ke dalam
tubuh. Segala masalah sejenak tersamarkan hingga menemukan jalan keluar.
Di samping kanan-kiri, saya melihat para pengunjung: ada yang
menikmati dengan sang pacar, keluarga, dan teman. Ada juga yang sedang
menanti giliran untuk terjun payung, menikmati kopi, dan sajian lainnya
pengisi energi. Mereka pun tidak pernah lupa untuk mengabadikan tiap
momen dengan berfoto baik sendiri maupun ramai-ramai. Wajah bahagia dan
puas terpancar ditiap wajah para pengunjung.
Turis mancanegara menikmati wisata paralayang dan keindahan Gunung Banyak (Dok.
FalahiMubarok)
Bagi saya berada di lokasi seperti ini, bukan hanya masalah jalan-jalan, senang-senang,
dan foto-foto.
Lebih penting dari itu, bagaimana kita bisa mengambil
hikmah, bersyukur, dan introspeksi diri. Bahwa Tuhan memberikan alam
dengan segala isinya pada manusia sebagai khalifah, digunakan sebagai
pendamping, pengingat, dan azab. Ketika alam itu dijaga dan
dilestarikan, maka kebaikan akan didapatkan manusia. Sebaliknya, ketika
alam hanya dieksplorasi membabi buta, maka azablah yang datang. Seperti
banjir, tanah longsor, dan perubahan iklim. Saya sangat bersyukur,
karena masih bisa merasakan, melihat, dan mengenang alam yang indah.
Semoga alam seperti ini, bisa dilihat kembali oleh anak cucu kita nanti.
Salah satu spot menarik para pengunjung Gunung Banyak (Dok.
Falahi Mubarok)
Anda ke Gunung Banyak, cukup membayar Rp 5.000,- untuk tiket masuk
dan Rp 5.000,- lagi untuk parkir. Di sisi barat Anda bisa merasakan aura
berbeda di omah (rumah) kayu dengan membayar Rp. 5.000,-. Saya
sarankan, Anda ke Gunung Banyak di tiga fase berbeda, yaitu pagi sebelum
subuh, siang, dan malam. Anda akan merasakan kenangan yang luar biasa
dan sempurna. Sebab di masing-masing fase memiliki karakteristik lukisan
Tuhan yang berbeda-beda. Maka, maksimalkan liburan Anda ke Gunung
Banyak dengan tiga fase ini. Jangan lupa untuk selalu membawa baju
hangat, kamera, peralatan tulis/lukis! Selamat berpetualang!