Jakarta -Investor asal China berencana membangun kereta cepat atau high speed railway di Indonesia. Selain China, Jepang yang telah lebih dahulu melakukan studi untuk bangun kereta cepat di Indonesia, yaitu Jakarta-Bandung dan Bandung-Surabaya.
Persaingan China dan Jepang, apakah akan diikuti oleh negara maju lainnya seperti Amerika Serikat (AS)?
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake menegaskan rencana investasi perusahaan asal AS tidak masuk ke dalam pengembangan kereta cepat di Indonesia.
"Kita nggak ada rencana, karena kita tidak memiliki pengalaman mengembangkan kereta cepat seperti China dan Jepang," kata Robert saat berbincang di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/5/2015).
Menurut Robert, AS hanya akan mendukung penyediaan sarana dan prasarana kereta seperti lokomotif atau mesin penarik kereta. Lokomotif buatan AS dinilai paling unggul daripada negara lain.
"Kita melalui General Electric (GE) menjual lokomotif ke Indonesia (KAI). Kita, lebih kompetitif daripada negara lain dalam hal produk lokomotif," ujarnya.
Terkait transportasi udara, pemerintah AS mendukung pemerintah Indonesia dalam hal transportasi udara. Robert mengaku telah bertemu dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan untuk menaikkan standar keselamatan dan keamanan penerbangan di Indonesia.
Seperti diketahui, Otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA), memberi peringkat level 2 atau di bawah standar untuk kategori International Aviation Safety Assessment (IASA).
"Saya sudah bertemu dengan Pak Jonan. Kita sharing tentang bagaimana standar keselamatan dan keamanan penerbangan Indonesia," ujarnya.
detik.com

Post a Comment