KOMPAS.com - Setahun lalu,
Jemma Doran rela melakukan apa pun untuk mengubah ukuran tubuhnya
menjadi lebih langsing. Jemma memang kegemukan dengan ukuran tubuh 22,
berat badannya mencapai 102 kg dan tingginya sekitar 153 cm.
Ia sudah melakukan banyak hal, mulai dari diet ketat, pantang makanan junk food, sampai olahraga, demi meraih tubuh langsing.
Berat
badannya lalu turun dengan cepat dan ia merasa sangat gembira karena
merasa usahanya berhasil. Ia pun sibuk membeli pakaian baru yang lebih
kecil dan yakin dengan penampilan barunya ini akan segera mendapat
pasangan.
Tapi, setahun kemudian berat badannya menyusut menjadi
ukuran 8. Gadis berusia 28 tahun ini kemudian mengalami gangguan
kesehatan yang ternyata disebabkan karena kanker tonsil yang sudah
menyebar ke paru-parunya.
Jemma yakin jika saja kankernya bisa
dideteksi sejak awal, mungkin ia sudah bisa melakukan pengobatan
sehingga kankernya tak terlanjur menyebar.
"Saya terus berpikir
jika saja waktu itu saya tidak diet mati-matian, mungkin kanker saya
sudah bisa diketahui sejak awal dan pengobatannya berhasil," katanya.
Karena
diet yang dilakukannya, Jemma mengabaikan tanda kanker seperti
penurunan berat badan tiba-tiba. Ia sempat memeriksakan diri ke dokter
karena mengeluh sakit dan bengkak di tenggorokan. Terkadang ia juga
merasa nyeri saat menelan.
Awalnya dokter mengira ia sakit
amandel dan memberinya antibiotik. Sakit di tenggorokannya datang dan
pergi, namun secara umum ia merasa tubuhnya sehat-sehat saja.
Tapi
beberapa bulan kemudian ia merasa sakit di tenggorokannya bertambah
parah dan bolak balik ke rumah sakit. Lagi-lagi ia hanya didiagnosis
menderita infeksi saja.
Ia pun akhirnya dirawat di rumah sakit
karena tenggorokannya membesar dan badannya terus mengurus. Hasil biopsi
menunjukkan ia menderita kanker.
"Sungguh ironis, sejak dulu
saya memimpikan punya badan yang kurus dan sekarang ini saya berhasil
kurus tapi sangat sakit," katanya. Ia pun terus menjalani kemoterapi dan
radiasi.
Sayangnya, kankernya sudah menyebar ke paru dan juga
tulang payudaranya. Dokter bahkan menyebut kankernya tak bisa diobati
lagi.
Jemma DoranGejala
Kanker tonsil adalah salah satu dari kanker kepala dan leher. Kanker ini berkembang di bagian tenggorokan di belakang mulut yang disebut oropharynx.
Faktor risiko terbesar kanker ini adalah merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga lebih meningkatkan risiko. Kanker tonsil juga terkait dengan virus HPV.
Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah sakit di belakang mulut yang tak sembuh-sembuh, tonsil membesar di satu sisi, ada darah di air liur, sulit menelan atau bicara, tenggorokan bengkak, tak bisa mengonsumsi makanan atau minuman asam, sakit di telinga, dan bau mulut.
Sumber: http://health.kompas.com/read/2015/05/01/110900423/Senang.karena.Berat.Badan.Turun.Ternyata.Gadis.Ini.Derita.Kanker
| Editor | : Lusia Kus Anna | ||||||||
| Sumber | : Dailymail |
Post a Comment