Sejumlah petugas mengamati posisi hilal (bulan) untuk menentukan 1 Syawal. (Ikhwan Yanuar) |
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid, mengajak masyarakat tidak mempermasalahkan bila terjadi perbedaan jatuhnya 1 Syawal 1436 hijriah sebagai Hari Raya Idul Fitri. Perbedaan jangan sampai mengubah esensi Idul Fitri yang mensucikan.
"Soal jatuh berbeda, harus diberi penyuluhan kepada umat Islam, bahwa itu hal yang biasa. Itu bisa dikatakan sebagai demokrasi dalam umat beragama. Tidak usah jadi masalah," kata Sodik saat dihubungi, Kamis 17 Juli 2015.
Sodik berharap seluruh organisasi Islam yang ada turut menyosialisasikan perbedaan tersebut. Sebab, perbedaan bagian dari khasanah islam dalam sistem demokrasi.
Selain itu, politisi partai Gerindra ini juga mengimbau ormas Islam tidak arogan terkait penentuan hari lebaran. Sodik berharap semua ormas mengikuti apa yang diputuskan pemerintah.
"Untuk hal yang begini mereka harusnya ikut kepada pemerintah dan ormas-ormas lain. Untuk menunjukkan sisi lainnya, yaitu persatuannya," kata Sodik.
Perbedaan penetapan Hari raya Idul Fitri bukan kali ini terjadi. Namun, Sodik meminta agar masyarakat tetap menjaga kesucian Idul Fitri dengan tetap menghargai perbedaan tersebut.
"Islam Rahmatan Lilalamin (Rahmat bagi seluruh alam)." (ren)
viva.co.id
Post a Comment