Pernah memang Rosalio ikut dalam rombongan anaknya saat bertarung
di Amerika pada 2009 lalu. Meski begitu, banyak pihak masih menganggap
ada hal-hal masa lalu yang mengganggu hubungan ayah dan putranya
tersebut.
Rosalio, yang kini berusia 56 tahun, meninggalkan Manny
dan ibunya Dionisia ketika sang juara dunia masih berusia belasan
tahun. Rosalio meninggalkan keluarganya yang miskin setelah ketahuan
ternyata telah memiliki hubungan dengan wanita lain.
Kini Rosalio
telah menikmati rekonsiliasi dengan anaknya dan menerima limpahan
materi dari Pacquiao. Rosalio kini tinggal di rumah yang dibangun
anaknya di General Santos. Rumah ini jelas lebih layak huni ketimbang
rumah mereka di Sarangani, Filipina Selatan yang sarat dengan
kemiskinan.
"Seringkali saya merasa semua hal ini sulit dipercaya
sebagai hal yang nyata," kata Rosalio. "Dulu, kami hanya makan pisang.
Sekarang, kami bisa makan apa saja," ujarnya.
Dengan
kekayaannya, Manny Pacquiao kini mampu membeli rumah mewah seharga 8,4
juta dollar AS di Beverly Hills, Amerika Serikat. Padahal dulu ia lahir
dan besar di sebuah rumah kecil yang hanya memiliki satu bilik kamar di
desa miskin Tango, Sarangani, Filipina Selatan.
Untuk menghidupi
keluarganya, Rosalio bekerja sebagai buruh petik kelapa. Ia harus
mengumpulkan 70 butir kelapa setiap hari demi menerima upah yang
digunakannya untuk menghidupi keluarga.
"Hidup kami sangat susah
pada waktu Manny kecil. Kami hanya makan pisang dan bila saya mendapat
upah, saya baru bisa membeli nasi buat keluarga," katanya.
Hubungan
Manny dana Rosalio memburuk saat mereka seluarga pindah ke General
Santos dan harus bekerja sebagai penjual makanan di pinggir jalan.
Manny lebih banyak hidup sebagai anak jalanan dan mulai kerap berselisih
dengan ayahnya yang kemudian diketahui memiliki keluarga lain.
Belakangan
melalui otobiografinya (2010), Manny Pacquiao menyebut puncak
kekesalannya pada ayahnya adalah saat ia mengetahui anjing kesayangannya
telah dibunuh untuk menjadi lauk buat keluarga.
"Dia (Rosalio)
mengambil anjing yang saya temukan dan memakannya. Bagi seorang anak,
hal ini tak bisa dimaafkan. Seperti mencuri sesuatu yang sangat ia
cintai dan lebih buruk daripada mencuri uangnya," tulis Pacquiao. "Saya
tidak bisa memaafkan hal itu selama 20 tahun," katanya.
Manny
kemudian tidak bertemu dengan ayahnya selama 20 tahun, sampai Rosalio
ikut ke Amerika pada 2009. "Saya sudah tidak marah lagi saat itu dan
memaafkannya," kenang Pacquiao.
"Waktu sudah berlalu berpuluh
tahun dan kami berdua sudah sama-sama menderita. (Pertemuan) itu seperti
pembersihan jiwa buat saya, seperti beban yang saya panggul selama 20
tahun telah diangkat dari pundak saya," ujar Pacquiao.
Rosalio
sendiri membantah cerita ia memakan anjing kesayangan anaknya. "Saya
tidak tahu dari mana asal cerita itu. Mungkin ada kesalahpahaman
berkaitan denga peristiwa ini," kata dia.
"Saya selalu mendukung
keinginan Manny untuk bertinju. Justru ibunya yang tidak menginginkan
hal itu. Ia ingin anaknya menjadi seorang pastor."

Manny Pacquiao di awal karirnya sebagai petinju
Namun Rosalio mengaku ia sangat bangga dengan masa lalu dan masa
kini bersama anaknya. "Hubungan kami saat ini sangat kuat dan dekat.
Setiap kali bertemu, kami saling berpelukan dan berbicara tentang
pertarungan yang dijalaninya."
Ia mengakui anaknya adalah
seorang yang sangat dermawan dan memperhatikan kehidupan keluarga,
termasuk ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Ibu Pacquiao, Dionisia (66)
kini tinggal di sebuah rumah mewah di General Santos dan berpacaran
dengan laki-laki berusia 26 tahun lebih muda.
Meski begitu,
Rosalio tak peduli. Ia sadar, hidupnya kini tinggal mengikuti yang punya
lakon, Manny Pacquiao. Rosalio datang ke pertarungan-pertarungan
anaknya, namun berbeda dengan Dionisia yang menunjukkan perhatian
dengan berdoa di atas dan di pinggir ring, Rosalio mengaku tidak ingin
terlalu terlibat.
"Setiap kali naik ring, saya hanya ingin
katakan kepada Manny agar dia berhati-hati. Tidak akan ada yang tahu apa
yang akan terjadi di atas ring," kata Rosalio. "Jika Tuhan izinkan dan
Manny menang, saya akan merayakannya dan merasa bahagia sekali.
Setelah itu, saya hanya ingin kembali ke Filipina, tanah kelahiran
saya..."