Ini Tantangan Penerapan Jaringan 5G

ilustrasi

TOKYO - Dalam lima tahun ke depan, jaringan 5G diharapkan sudah meluncur. Saat ini terjadi, teknologi 5G akan menjadi standar nirkabel yang mendukung kemunculan inovasi-inovasi baru melalui dukungan konektivitas internet berkecepatan tinggi.
"5G adalah sesuatu untuk menghubungkan masyarakat di 2020. Ini platform yang melingkupi banyak aplikasi, tidak hanya ponsel mobile," ungkap Yoshio Honda, Chairman of EBC Telecommunications Equipment Committee, seperti dilansir Japantoday.
Tujuan dari munculnya jaringan 5G ialah tidak melulu soal internet berkecepatan tinggi, tetapi menciptakan standar yang membuat banyak perangkat dapat terhubung. Tidak hanya itu, reliabilitas juga perlu diperhatikan, meningkatkan kemampuan baterai serta memasang lebih banyak infrastruktur.
Sementara itu, teknisi dan regulator sedang bekerja mengatur spektrum nirkabel untuk mendukung jaringan telekomunikasi yang mendukung banyaknya perangkat mobile. Ini adalah tantangan yang perlu diselesaikan sekarang,
International Telecommunication Union alias ITU, sebuah organisasi yang meregulasi sistem radio dan telekomunikasi tingkat internasional, menilai, sistem jaringan komunikasi masa depan berbasis 5G akan memiliki kecepatan akses hingga 20 Gbps. Hal itu disampaikan dalam konferensi yang dihelat oleh ITU pada 10-12 Juni lalu.
Sebanyak 12 orang delegasi yang tergabung dalam acara itu menjabarkan spesifikasi dan kemampuan yang akan dibawa oleh jaringan 5G di masa depan nanti. Sebagai catatan, akses 20 Gbps merupakan kecepatan maksimal yang mampu dicapai oleh jaringan 5G secara teoritis.
Realitanya, dimungkinkan 5G akan mencapai kecepatan puncak dengan skala yang lebih rendah. Saat ini, standar LTE tercepat adalah jaringan LTE Cat 9, yang menyediakan kecepatan maksimal hingga 300 Mbps. Itu pun masih jauh dari kecepatan secara teoritis yang mampu dicapai oleh jaringan 4G yakni 1 Gbps.

 

 

okezone.com

Facebook perbarui fitur umpan berita

Jakarta  - Facebook mengumumkan pembaruan fitur umpan beritanya sehingga memungkinkan penghitungan waktu pengguna melihat sebuah berita.

"Hanya karena seseorang tidak menyukai, berkomentar, atau berbagi berita di News Feed mereka bukan berarti itu tidak berarti bagi mereka," kata Facebook.

Perusahaan jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu menyatakan bahwa ada saat-saat ketika, misalnya, orang ingin melihat informasi mengenai peristiwa yang sedang terjadi tetapi tidak selalu ingin menulis komentar atau menyukainya.

Facebook juga memastikan bahwa waktu tambahan yang dihabiskan untuk membaca sebuah berita karena koneksi Internet yang lambat tidak akan diperhitungkan.

"Jika orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu pada berita tertentu dibandingkan dengan berita lain di News Feed, ini adalah pertanda baik bahwa konten tersebut relevan bagi mereka," ujar Facebook.

Facebook menambahkan pembaruan tersebut sedang berlangsung, dan akan berlanjut selama beberapa minggu mendatang, demikian seperti dilansir laman GSM Arena.

Penerjemah: Arindra Meodia

Editor: Maryati

antaranews.com

Google luncurkan YouTube Gaming

Jakarta - Setelah gagal membeli platform video untuk gamer Twitch tahun lalu (yang akhirnya diambilalih Amazon), Google meluncurkan layanan serupa YouTube Gaming.

GSM Arena melaporkan, layanan ini akan tersedia musim panas ini dan akan mulai ditawarkan di Amerika Serikat dan Inggris.

YouTube Gaming akan hadir dengan situs dan aplikasi baru yang akan menampilkan video terhubung game dan live streaming dari komunitas gamer online.

Sejauh ini telah banyak orang yang menggunakan YouTube untuk mengunggah video game, dan layanan itu akan memberi mereka ruangan khusus.

Lebih dari 25.000 game akan memiliki halaman sendiri pada YouTube Gaming, yang akan menghimpun video terbaik dan live streaming untuk judul tertentu.

Layanan tersebut juga akan memiliki channel sehingga memungkinkan pengguna YouTube untuk berlangganan.

Pengguna YouTube akan dengan mudah menambahkan koleksi permainan dan mendapatkan video terbaru. Pengguna yang berlangganan juga akan mendapatkan pemberitahuan untuk live streaming.
Tidak hanya itu, seperti halnya YouTube, pengguna juga akan memperoleh rekomendasi video berdasarkan game yang disukai.

Penerjemah: Arindra Meodia

Editor: Jafar M Sidik

antaranews.com

Aiko, Robot Cantik yang Bekerja Jadi Resepsionis

Tokyo - Jepang memang dikenal sebagai negara yang terobsesi dengan robot. Beragam robot telah mereka ciptakan. Terbaru dan menjadi pembicaraan adalah Aiko Chihira.

Aiko merupakan robot mirip manusia (humanoid) garapan Toshiba yang dibuat dengan paras yang sangat cantik. Mengenakan kimono tradisional, Aiko saat ini menjadi resepsionis di sebuah department store di Tokyo.

"Aiko memiliki tinggi 165cm, dia seharusnya berusia 32 tahun," kata Hitoshi Tokuda, Head of New Business Development Toshiba seperti dikutip dari laman NPR, Jumat (15/5/2015).

Tokuda mengaku menciptakan Aiko tergolong sulit. Pasalnya ia harus mendesain tampilan mirip manusia, tapi tidak membuat siapapun yang melihat takut, termasuk anak kecil. "Ketikan dibuat 80% mirip manusia hasilnya masih menakutkan. Jadi eksperimen kami minimal 90% atau lebih, barulah dilihat sempurna," ujarnya.

Robot Aiko ditenagai 43 motor sehingga gerakannya, seperti membungkuk dan berkedip, sangat halus. Agar makin mirip manusia, seluruh bodi Aiko dibuat dari silikon.

Lantas bagaimana respon pengjung saat melihat Aiko? Meski kehadiran robot sudah biasa di negeri Sakura ini, tapi banyak pengunjung mengaku terkejut saat melihat sosok robot mirip manusia ini, salah satunya adalah Masayuki Yamamoto.

"Ini menakjubkan. Saya sempat bertanya kenapa banyak orang mengambil foto resepsionis. Ketika menatapnya dengan seksama, saya baru menyadari itu robot. Mirip sekali manusia," kata Masayuki.


detik.com

Apple Patenkan Tombol Canggih di iPhone

Jakarta - Apple membuat terobosan inovatif dengan menempatkan pemindai sidik jari di tombol home. Ke depannya, mereka bakal meningkatkan kemampuan lebih banyak lagi di tombol tersebut jika melihat rencana yang tertuang dari paten terbarunya.

Seperti detikINET kutip dari laman Business Insider, Sabtu (16/5/2015), dalam paten yang diajukan Apple tergambar sebuah sistem di mana tombol home dapat digunakan untuk lebih dari sekadar kembali ke layar utama atau untuk sebagai pemindai sidik jari dengan Touch ID.

Nantinya, pengguna dapat melakukan pencarian hanya dengan menekan dan menahan tombol home. Selain itu, nantinya sensor sidik jari dapat dimasukkan ke dalam permainan.



Apple juga menyebutkan ide penampilan layar secara potret atau landscape tergantung pada posisi sidik jari ketika dipindai. Dan bila selama ini banyak fungsi di tombol home tergantung seberapa banyak menekannya. Nah, dalam paten yang diajukan Apple akan lebih terfokus membaca gerakan rumit jari.

Walaupun paten aplikasi ini telah resmi diajukan, namun tidak ada jaminan bahwa Apple akan mengaplikasikan semuanya dalam waktu dekat. Setidaknya ini adalah cara mereka untuk melindungi idenya saja.

Meski demikian, akan menjadi sangat menarik bila perusahaan yang dikomandoi Tim Cook ini jadi menerapkan paten tersebut di ponsel Apple untuk ke depannya. Seperti apa jadinya, kita nantikan saja.